Semoga saja tidak seperti nasib jamaah tarikat lainnya, dituduh sesat lalu dihakimi massa. Tarekat yang dipimpin Zubir Amir ini masih sebatas dilaporkan warga ke DPRD kota Medan. Untung MUI Sumut dan Medan belum terbitkan fatwa sesat. MUI hanya keluarkan "surat penjelasan". Ini seklumit laporanku soal tarekat Sattariyah Syahid di Medan.Kesesatan Guru Tarekat Versi Murid Oleh : ABDULLAH UBAID MATRAJI/SYIRAH/28-2-2007Surat itu tertanggal 2 Desember 2004. Dikirim oleh murid pemimpin tarekat Sattariyah Syahid bernama Yulianto, ditujukan kepada Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara. Tadi siang, Ketua Umum MUI Sumut Abdullah Syah, membacakan surat tersebut kepada Syirah. Yulianto menyatakan menyesal telah bergabung dengan aliran Zubir Amir, sang guru tarekat. Menurutnya, banyak ajaran-ajaran yang...
Wednesday, February 28, 2007
Friday, February 23, 2007
Surat Ba’asyir Sulut Polemik
Oleh : ABDULLAH UBAID/SYIRAH/23-2-2007Jakarta- Surat yang dikirim pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba’asyir kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Istana Negara kemarin siang (22/02), menuai kontroversi. Surat yang berisi anjuran Ba’asyir agar SBY mengeluarkan dekrit atau kepres untuk kembali kepada Syariat Islam itu ditanggapi Masyhuri Naim dengan pertanyaan balik, “Apa pernah kita menggunakan syariat Islam, kok ada dekrit kembali kepada...,” tandas Rais Syuriah Pengurus Besar NU itu kepada Syir’ah. Soal aturan negara yang berdasarkan syariat Islam, umat Islam mayoritas pasti setuju. “Termasuk saya,” katanya. Tapi, ia menambahkan, peraturan syariah itu bukan dalam bentuk formal seperti undang-undang. Formalitas syariat Islam tak begitu penting dan belum tentu...
Kebijakan “Pohon Jariah” di Gresik Belum Efektif
Oleh : ABDULLAH UBAID/SYIRAH/22-2-2007Gresik, Jatim- Di tengah kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik Jawa Timur, mengeluarkan beberapa kebijakan yang berbasis lingkungan hidup. “Kita ingin Gresik di masa depan, kalau bisa lebih baik dari yang sekarang, airnya lebih jernih, udara bebas polusi, dan sungai bersih dari limbah,” kata Sekretaris Pemkab Gresik Husnul Khuluq. Kebijakan itu, antara lain, pemkab Gresik mewajibkan warga yang mendapat santunan kematian untuk menanam satu pohon. Santunan sebesar 1 juta rupiah itu diberikan pemkab kepada ahli waris yang ditinggal mati keluarganya. Sebagaian uang itu, harus dibelikan pohon, minimal satu. “Terserah mau ditanam di mana,” katanya di hadapan pelajar SMP Negeri I Kedamean, awal Februari....
Migrant Care: Malaysia Harus Hapus Hukuman Mati
Oleh : ABDULLAH UBAID/SYIRAH/22-2-2007Jakarta- Upaya Migrant Care (MC) untuk mengadvokasi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia tak setengah hati. Setelah minggu lalu, bersama dengan Fatayat NU dan keluarga korban, bertemu dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kini Direktur Eksekutif MC Anis Hidayah mendesak Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi untuk melindungi TKI. Demikian ungkapan Anis dalam rilis yang diterima Syir`ah, Kamis (22/2). Rilis tersebut dilayangkan bertepatan dengan kedatangan Abdullah Badawi ke Indonesia Siang ini.Hingga kini, menurut catatan MC, setidaknya ada 16 TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati. Dan pada bulan Maret mendatang akan digelar persidangan terhadap Adi bin Asnawi, Erik bin Kartim, Wahyudi bin Boinen, dan Haliman Sihombing. Kata Anis, semua warga...
Tuesday, February 20, 2007
Kabar "Masura" dari Ciganjur
Jika anda tak sempat menghadiri forum MASURA di Ciganjur, tapi ingin tahu, simak saja laporan syirahonline berikut ini. Meriahnya Forum Masura Di Ciganjur Oleh ABDULLAH UBADI/SYIRAH/19-2-2007Jakarta- Forum yang menurut rencana akan dihadiri para kiai dan pemimpin masyarakat bawah itu tampak berubah. Tak hanya dihadiri kiai kampung, Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat (Masura) itu ternyata dihadiri semua lapisan masyarakat. Layaknya pesta rakyat. Pada Minggu (18/2) pagi itu, mereka berbondong-bondong menuju komplek pesantren al-Munawwarah di jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan. Deretan rakyat kecil terlihat antusias menggelar dagangannya di bibir jalan. Ada yang jualan minyak wangi, kopiah, pakaian, mainan anak-anak, minuman dan makanan. Ratusan umbul-umbul juga tampak di...
Sunday, February 18, 2007
Rebutan Masjid atawa Rebutan Ideologi?

Istilah "rebutan masjid" berawal dari pernyataan Hasyim Muzadi, Ketum PBNU, saat mengisi workshop yang digelar Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, di Jakarta, Senin 12 Februari. Kemudian, menyeruak di masyarakat dan di kalangan penggede ormas keagamaan. Apa benar ada perebutan masjid? Atau jangan-jangan malah perebutan ideologi? Simak saja pantauan syirahonline berikut ini selama sepekan.Masjid NU dan Muhammadiyah Direbut Organisasi Lain Oleh : FATHURI/SYIRAH/12-2-2007 Mengenai sikut-sikutan di antara umat Islam yang disinggung Hasyim Muzadi dalam Workshop Pengkaderan Nasional yang diadakan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) memang bukan hal...
Friday, February 16, 2007
Meraih Prestasi dengan Cinta

Mahabbah atau cinta dalam doktrin sufi memberikan resep hidup sukses. Sekaligus trik-trik mencetak gelimang prestasi dalam kehidupan. Oleh Abdullah Ubaid MatrajiNabi Isa suatu ketika melakukan pengembaraan. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan tiga orang. Tubuh mereka kurus kering dan lemah lunglai. Wajah pun pucat pasi. “Apa yang terjadi dengan diri kalian?” tanya Isa.“Karena kami sangat takut neraka,” jawabnya.“Semoga Allah melindungi kalian dari api neraka,” panjat Isa.Perjalanan pun berlanjut. Kali ini, al-masîh, julukan untuk Isa, bertemu dengan tiga orang lagi. Kondisi mereka lebih parah. Tak tampak sedikitpun lemak di tubuhnya. Kelopak...
Menimba Islam dari Negeri Tirai Bambu
Bukan orang Arab dan India saja yang mengembangkan Islan di Nusantara. Abad ke-15 telah berdiri rezim muslim Tionghoa di Jawa. Ia berhasil merobohkan kedigdayaan Majapahit. Oleh Abdullah Ubaid MatrajiSang laksamana dari Dinasti Ming, Ceng Ho, mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil yang digerakkan 27.800 ribu awak. Ketika berlabuh di kawasan Asia Tenggara, kapal itu berkali-kali menepi ke bibir pantai, antara lain di Semenanjung Malaya, Sumatra, dan Jawa. Pelayaran itu terjadi pada tahun 1405 M.Di kepulauan Nusantara, mereka berlabuh di Darmaga Samudera Pasai. Laksamana yang lahir tahun 1371 M itu menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh. Juga, menyempatkan diri kunjung ke Palembang dan Bangka. Iring-iringan armada kapal bergerak ke arah Timur. Ia singgah...
Menu Sukses Ramuan Tionghoa Indonesia
Nenek moyang orang Tionghoa di Indonesia adalah perantau. Tak bisa makan kalau tak bekerja keras. Dari situ, banyak kiat sukses yang bisa dicontoh. Oleh Abdullah Ubaid MatrajiLulus Sekolah Rakyat, tahun 1959, Trisno Adi terpaksa menutup buku sekolah untuk selama-lamanya. Di usia 14 tahun, bocah kelahiran Gambangan, Bondowoso, Jawa Timur itu harus menanggung beban hidup keluarga. Ia anak sulung dari lima bersaudara keluarga Tionghoa. Mau tak mau, tanggung jawab ini mesti diemban lantaran Sang Bapak telah tiada. Trisno nekad berangkat ke Jakarta, meski ia tahu mengadu nasib di Ibu Kota bukan perkara mudah. Jual telur ayam, itulah pilihan dagang pria keturunan Tionghoa ini. Tak puas di Jakarta, ia merantau lagi dan hidup tidak menetap. Tempat yang acap disinggahi yaitu Cirebon, Bandung, dan...
Macan-Macan Betina Muslim Indonesia
Tidak hanya Kartini. Banyak tokoh perempuan yang punya andil besar dalam perkembangan Islam Indonesia. Tapi sayang, nama mereka tak dikenal. Oleh Abdullah Ubaid MatrajiMenelisik sejarah perempuan bukan perkara mudah. Apalagi, lebih khusus, ihwal perempuan yang berperan dalam gerakan dan pemikiran Islam. Penulisan sejarah di Indonesia masih dilingkupi hegemoni tradisi patriarkhi, laki-laki berkuasa atas perempuan. Maka tak salah lagi, jika penyebutan peran kaum perempuan dalam buku-buku sejarah sekadar kosmetik belaka. Kalaupun ada, mereka hanya berkecimpung dalam wilayah domestik, seperti dapur umum para gerilyawan, dan tenaga medis luka ringan saat perang melawan penjajah. Tak lebih dari itu. Bagaimana dengan “ibu kita” Kartini, bukankah punya kiprah besar? Ya, Kartini tak hanya dikenal publik,...
Terhalang Cita-cita Pembangunan
Pro kontra seputar isu-isu perempuan tak hanya marak dewasa ini. Poligami, trafiking, kekerasan rumah tangga, pendidikan perempuan, pernah menjadi perdebatan dahsyat antaraktivis perempuan pada masa pra kemerdekaan. Corak pemikiran mereka begitu majemuk, karena berangkat dari perspektif yang berbeda-beda. Tapi, mengapa fakta itu tak mengemuka? Lies Marcoes Natsir menyayangkan penulisan sejarah yang miskin perspektif perempuan. Medio Januari, aktivis perempuan alumnus Amsterdam University Belanda ini menerima Abdullah Ubaid Matraji, wartawan Syir`ah, dan fotografer Adri Irianto di tempat kerjanya, jalan Adityawarman No. 40 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Ia membeber gerakan perempuan Islam yang tertutup sejarah itu. Benarkah perempuan punya andil besar?Ya. Gerakan perempuan Islam waktu itu...
Rahmah el-Yunusiah, Perempuan bergelar "Syaikhah"
Oleh Abdullah Ubaid MatrajiJum`at pagi tanggal 20 Desember 1900 ia dilahirkan di Bukit Surungan Padang Panjang. Anak bungsu dari lima bersaudara ini adalah buah cinta pasangan Muhammad Yunus dan Rafi`ah. Latar belakang keluarganya, tak hanya taat bergama, tapi aktif dalam gerakan pembaharuan Islam di Sumatra Barat. Ayahnya dikenal sebagai seorang hakim, ahli ilmu falak (astronomi) dan ulama besar pemimpin tarekat Naqsabandiyah. Dan kakaknya, Zaenuddin Labay, dikenal sebagai ulama besar sekaligus tokoh pembaharu sistem pendidikan Islam model surau di Padang. Secara genetis, Rahmah berasal dari suku Sikumbang. Kepala sukunya bergelar Datuk Bagindo Maharajo. Selama hidupnya, ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Kemampuannya dalam membaca dan menulis Arab dan Latin diperoleh dari kakaknya,...
Akhlak Dulu, Baru Fikih
Oleh Abdullah Ubaid MatrajiKampung itu dihuni warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Mereka hidup berdampingan. Dalam hal mu`amalah, hidup bermasyarakat, perbedaan itu tak pernah mengemuka. Tapi jangan bilang kalau soal ibadah. Mereka punya pedoman fikih masing-masing yang tak bisa diganggu gugat. Saking fanatiknya, ada dua masjid di kampung itu. Masjid ala NU dan ala Muhammadiyah. Rizal adalah warga Muhammadiyah. Pada bulan Januari lalu, ia kedatangan tamu, teman lamanya. Syamsul, nama pria itu. Ia seorang santri Langitan Jawa Timur, pesantren yang kental dengan NU. Saat shalat Subuh, Syamsul bertindak sebagai Imam. Pada rakaat kedua, setelah iktidal, Syamsul mengangkat dua tangan seraya berdoa. “Amin… amin… amin…,” suara Rizal mengiringi doa qunut yang dipanjatkan Syamsul. Usai shalat....
21 Februari 1965, Pejuang Anti Rasisme Tertembak
Oleh Abdullah Ubaid MatrajiPemuda kulit hitam, rambut kriting, dan berbadan tegap dijebloskan ke penjara. Ia terbukti terlibat beberapa aksi kriminal: perampokan, perusakan toko, pengedaran narkoba, dan perjudian. Saat itu, usianya baru 20 tahun, ia menjadi manusia liar, abai aturan, dan akrab dengan senjata api. Malcolm X, nama pria yang masih belia itu. Lahir pada tanggal 19 Mei 1925 di Omaha Amerika Utara. Nama aslinya, Malcolm Little. Ayahnya seorang pendeta baptis, bernama Reverend Earl. Waktu itu, di negeri Paman Sam sentimen ras sangat kental. Diskriminasi acap dialami warga keturunan Afrika-Amerika, yang disebut kaum negro. Ketika ia berusia enam tahun, ayahnya menutup mata, dibunuh kelompok rasis kulit putih. Kehilangan ayah bagai kehilangan segalanya. Malcolm lepas kendali, putus...